Awas Dipecat Karena Facebook

Hati-hati kecanduan situs jejaring sosial face book. Bisa-bisa anda kehilangan pekerjaan seperti yang dialami seorang wanita di Swiss.

ADVERTISEMENT

Ceritanya wanita yang identitasnya dirahasiakan itu meminta izin pada bosnya karena menderita sakit migrain. Wanita itu mengaku terlalu pusing untuk berada di depan komputer dan harus berbaring di ruangan gelap untuk meredakan sakit kepalanya.

Demikian seperti ditulis ananova.com dari BBC, Senin (27/4/2009).

Namun, perusahaan tempat wanita itu bekerja menemukan wanita itu membuka-buka acount facebook miliknya. Ia pun dituduh sebagai pembohong dan dipecat.

Wanita itu membela diri. Ia mengaku mengakses facebook via handphone miliknya di atas tempat tidur.

Ia pun mencurigai perusahannya telah membuat seorang kawan fiktif yang di-add dalam acountnya. Lewat 'kawan' inilah perusahaan bisa tahu aktivitas wanita ini.

Dugaan ini diperkuat karena 'kawan' tersebut mendadak hilang setelah ia dipecat.

Namun perusahaannya tidak mau ambil pusing. Mereka beralasan, siapapun yang cukup sehat mengakses facebook, berarti cukup sehat juga untuk bekerja di depan komputer.


Dari www.yahoo.co.id

::::
Kejadian di atas mengajar kita bahwa sekarang ini kemajuan teknologi dan hiburan membuat manusia semakin dimanjakan. Keinginan untuk menikmati kesenangan pribadi dilampiaskan melalui berbagai sarana media yang ada.
So bagaimana dengan kita anak Tuhan? Menikmati berbagai sarana yang ada tentu tidak salah. Ber chating ria, friendster, face book, dan berbagai hiburan lewat media internet boleh koq kita gunakan. Pertanyaannya adalah apakah kita tetep punya waktu untuk berfelowship dengan Bapa kita dan menikmati FirmanNya?.. Apakah sarana-sarana yang ada tidak membuat kita lupa waktu dan melupakan hal terpenting dalam hidup untuk menjalin relasi dengan Sang Pencipta... Yang tentu untuk memiliki hubungan yang manis denganNya diperlukan ketersediaan waktu kita..,, GBU.

News: Dunia Siaga 1 Hadapi Flu Babi

MONDAY, 27 APRIL 2009

Setelah Amerika, Meksiko dan Selandia Baru menghadapi virus flu babi, kini Asia menghadapi kondisi siaga satu terhadap hal ini. Wabah flu babi ini dipercaya sedang meluas ke berbagai kawasan lain di dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengingatkan bahwa virus flu babi ini berpotensi menjadi pandemic.
Penyebaran virus ini cepat menyebar dalam waktu singkat diduga karena adanya transportasi udara. Beberapa negara mulai memperketat pemeriksaan terhadap para penumpang di bandara internasionalnya.
Jepang merupakan salah satu negara yang mengetatkan pemeriksaan. Para petugas karantina giat membagikan masker penutup hidung dan mulut sekaligus menggunakan tehnologi pemindai panas tubuh untuk memastikan gejala-gejala flu dan demam pada penumpang.
"Kami harus cegah flu ini sebelum terlambat," demikian ungkap Perdana Menteri Jepang Taro Aso.
Selain hal itu, Menteri Pertanian Shigeru Ishiba meminta masyarakat agar tetap tenang. Hal ini karena Menteri Shigeru percaya obat Tamiflu yang Jepang miliki cikup manjur.
Beberapa negara seperti Korea Selatan dan Taiwan bahkan memberlakukan karantina untuk daging babi impor dari Meksiko dan AS. Rusia bahkan lebih tegas, meskipun kasus flu babi belum terjadi disana. Rusia saat ini melarang impor daging dari Meksiko, beberapa negara bagian AS dan sembilan negara Amerika Latin.
Berbagai negara sudah melakukan tindakan pencegahan untuk virus flu babi ini. Bagaimana dengan Indonesia? Mari kita tunggu Departemen Kesehatan RI bereaksi terhadap hal ini.


Sumber : Kompas.com/VM
:::::
Memperhatikan kejadian-kejadian di sekitar kita mengenai berbagai macam penyakit, kita dapat melihat dari hari ke hari nampaknya jenis-jenis penyakit makin bertambah saja. Dan nampaknya makin aneh-aneh saja macamnya. Bukan hanya persoalan penyakit, tapi juga persoalan bencana alam, sosial dan ekonomi yang tampak makin memburuk dari hari ke hari. Memang ada waktu-waktu keadaan tampak "sedikit" membaik, namun kalau kita memperhatikan sebenarnya secara umum keadaan dunia ini makin hari bukan membaik. Semakin banyak kita dapati orang-orang yang ditimpa kesusahan.
Keadaan-keadaan yang ada juga membuat manusia semakin egois dan moral yang semakin merosot. Paulus sendiri menyatakan kepada Timotius bahwa hari-hari terhakir hari-hari akan menjadi sukar (2 Tim 3) . Sepertinya "tempat aman" di planet bumi ini makin menyempit dan semakin susah dicari. Namun demikian sebagai anak-anak Allah kita memiliki pengharapan yang pasti. Kita memiliki tempat yang paling aman yang akan kita tempati yaitu di sorga. Jaminan hidup kita tidak datang dari dunia ini yang sementara, namun kita perlu bersyukur karena Allah sendirilah yang menjadi jaminan bagi kita.Sudahkah kita menerimanya??.... Roma8..., GBU.

PENGUTUSAN

“Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu." Yoh 20:21

PENTINGNYA PENGUTUSAN
Pengutusan merupakan prinsip dasar dalam pelayanan penginjilan. Allah Bapa mengutus Yesus sebagai misionari di dunia ini dan selanjutnya Yesus mengutus para murid untuk melakakan hal yang sama. Melalui ayat ini juga sesungguhnya orang Kristen dalam konteks tugas pelayanan penginjilan, dibagi dalam dua kelompok yaitu mereka yang mengutus (senders) dan yang diutus (goers).
Alkitab tidak mengajarkan kepada kita bahwa dalam hal ini orang percaya dibagi dalam dua kelompok sebagai utusan misi (goers) dan yang tinggal (stayers). Hal ini keliru, karena sesungguhnya tugas penginjilan dalam amanat agung (Mat 28:19-20) ditujukan untuk para murid pada masa Yesus dan juga implementasinya kepada kita sekarang ini.

18Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. 19Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, 20dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." (Mat 28:18-20)

Tidak ada seorangpun yang tinggal menjadi penonton, dan tidak melakukan apapun. Semua orang percaya dengan sendirinya memiliki tanggung jawab yang sama dalam penginjilan.
Dalam surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma, Paulus mendefinisikan pengelompokkan tugas orang percaya, yaitu mereka yang diutus (goers) dan yang mengutus (senders). Hanya ada satu alasan kalau kita tidak pergi menjadi utusan Injil, yaitu kita menjadi pengutus, bukan menjadi penonton dan tinggal diam berpangku tangan dalam kenyamanan.

13Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan.14Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya? 15 Dan bagaimana mereka dapat memberitakan-Nya, jika mereka tidak diutus?

Salah satu hambatan dalam pelayan misi adalah bukannya tidak ada orang yang mau untuk menjadi utusan Injil, tetapi tidak adanya orang yang mau menjadi orang – orang yang bersedia untuk menjadi pengutus. Jika seseorang, sebuah persekutuan doa, gereja atau organisai Kristen mengatakan mengutus si A untuk menjadi utusan ke daerah X atau kenegara Y, namun tidak memberikan dukungan moral, finansial dan terlebih dukungan doa, itu bukanlah yang dimaksud dengan mengutus.
Tentara yang bertugas di medan laga mendapat bekal logistik, dukungan moral dari home-basenya sehingga ia dapat berkonsentrsi untuk bertempur tanpa dipusingkan dengan kebutuhan hidupnya dan lain-lain. Mengutus berarti mengirimkan utusan misi dengan dukungan penuh secara moral, doa dan finansial.Seorang hamba Tuhan yang melayani penuh waktu memang selayaknya menerima upah dan hidup dari pekerjaan pelayanannya (I Kor 9:14).
Demikian pula Tuhan telah menetapkan, bahwa mereka yang memberitakan Injil, harus hidup dari pemberitaan Injil itu.

MAHALNYA JIWA MANUSIA
Uang bukanlah tujuan pelayanan, bahkan kita harus berhati-hati dengan uang karena Timotius telah diingatkan oleh Rasul Paulus bahwa akar dari segala kejahatan adalah cinta akan uang (1Tim 6:10).
Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.
Akan tetapi pelayanan penginjilan memerlukan biaya yang sangat besar. Nilai jiwa manusia itu sendiri begitu mahal. Begitu mahalnya sehingga keselamatan manusia hanya bisa dibayarkan melalui darah pengorbanan Yesus Kristus. Walaupun demikian kita telah memperoleh keselamatan itu secara gratis. (Roma 6:23-24)
23Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,24dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.
Hal ini dapat kita mengerti secara baik melalui kisah Yesus yang megusir setan Legion dari orang yang kerasukkan di Gerasa (Mark 5:1-15)

1Lalu sampailah mereka di seberang danau, di daerah orang Gerasa. 2 Baru saja Yesus turun dari perahu, datanglah seorang yang kerasukan roh jahat dari pekuburan menemui Dia. 3 Orang itu diam di sana dan tidak ada seorangpun lagi yang sanggup mengikatnya, sekalipun dengan rantai, 4 karena sudah sering ia dibelenggu dan dirantai, tetapi rantainya diputuskannya dan belenggunya dimusnahkannya, sehingga tidak ada seorangpun yang cukup kuat untuk menjinakkannya. 5 Siang malam ia berkeliaran di pekuburan dan di bukit-bukit sambil berteriak-teriak dan memukuli dirinya dengan batu. 6 Ketika ia melihat Yesus dari jauh, berlarilah ia mendapatkan-Nya lalu menyembah-Nya, 7 dan dengan keras ia berteriak: "Apa urusan-Mu dengan aku, hai Yesus, Anak Allah Yang Mahatinggi? Demi Allah, jangan siksa aku!" 8 Karena sebelumnya Yesus mengatakan kepadanya: "Hai engkau roh jahat! Keluar dari orang ini!" 9 Kemudian Ia bertanya kepada orang itu: "Siapa namamu?" Jawabnya: "Namaku Legion, karena kami banyak." 10 Ia memohon dengan sangat supaya Yesus jangan mengusir roh-roh itu keluar dari daerah itu. 11 Adalah di sana di lereng bukit sejumlah besar babi sedang mencari makan, 12 lalu roh-roh itu meminta kepada-Nya, katanya: "Suruhlah kami pindah ke dalam babi-babi itu, biarkanlah kami memasukinya!" 13 Yesus mengabulkan permintaan mereka. Lalu keluarlah roh-roh jahat itu dan memasuki babi-babi itu. Kawanan babi yang kira-kira dua ribu jumlahnya itu terjun dari tepi jurang ke dalam danau dan mati lemas di dalamnya. 14 Maka larilah penjaga-penjaga babi itu dan menceriterakan hal itu di kota dan di kampung-kampung sekitarnya. Lalu keluarlah orang untuk melihat apa yang terjadi. 15 Mereka datang kepada Yesus dan melihat orang yang kerasukan itu duduk, sudah berpakaian dan sudah waras, orang yang tadinya kerasukan legion itu. Maka takutlah mereka.

Yesus mengijinkan setan-setan itu keluar dari orang yang kerasukkan dan masuk ke kerumunan babi-babi sehingga babi-babi itu kemudian terjun ke jurang dan masuk danau sehingga mati lemas. Kawanan babi itu kurang lebih 2000 ekor. Jadi apapun penafsiran kita, harga satu jiwa tidak kurang dari 2000 ekor babi. Jika satu babi seberat 100 kg dan harga perkilogramnya Rp. 25.000 maka satu jiwa bisa berharga Rp. 5 milyar. Untuk orang Gerasa yang sudah dianggap sampah oleh masyarakat, Tuhan Yesus mau pergi jauh-jauh menyeberangi danau Galilea, dihadang angin ribut, demi memulihkan dan menyelamatkan jiwa orang tersebut. Sungguh ini harga yang sangat mahal....

Saat kita mendukung pelayanan penginjilan secara finansial, sepatutnya kita tidak digerakkan oleh rasa belas kasihan yang salah terhadap hamba Tuhan yang melayani, namun harus dilandasi oleh semangat kasih yang tulus dan kerinduan untuk terlibat dalam pekerjaan misi sebagai pengutus. Rasul Paulus mempunyai para pendukung pelayanannya secara finansial. Kepada gereja yang mengerti pelayanannya, dia dengan bebas dan terbuka menyampaikan kebutuhan pelayanannya. (Roma 15:24).
Mungkin satu alasan yang cukup rohani dengan mengatakan bahwa Tuhan tidak memanggil saya ke ladang misi. Namun penting untuk diperhatikan, kalau untuk pergi melayani di ladang misi perlu pangilan yang jelas, maka untuk tinggalpun juga harus dengan satu pangilan yang jelas sehingga apapun yang kita lakukan sesuai dengan apa yang Tuhan kehendaki. Kehendak Tuhan sangat jelas bagi kita bahwa kabar keselamatan harus disampaikan sampai keujung bumi. Jika kita tidak pergi sebagai utusan Injil, maka hanya ada satu alasan pasti yaitu kita harus menjadi pengutus. Mengutus berarti pelayanan dan kehidupan utusan Injil adalah bagian dari pelayanan dan kehidupan kita juga. Mengutus berarti juga mendukung dengan dukungan doa, moral dan finansial dengan kesadaran bahwa misi merupakan tanggung jawab kita juga. Soli Deo Gloria. Immanuel. By: Natanael30.01.09

6 FAKTA YANG SANGAT PENTING

Ada enam fakta yang sangat penting yang perlu kita tahu :

1. Semua orang telah berbuat dosa (Roma 3:23)
Tidak ada manusia yang terlahir ke dunia dan bebas dari dosa (kecuali Yesus). Semua orang mewarisi keadaan dan benih dari Adam yaitu benih dosa. Itulah sebabnya tabiat manusia adalah cenderung untuk selalu berbuat dosa....,

2. Upah dosa ialah maut (Roma 6:23)
Upah maksudnya adalah akibat/hukuman yang akan diterima karena dosa, yaitu maut. Maut disini bukan sekedar kematian secara fisik. Maut disini berbicara tentang sesuatu yang lebih mengerikan daripada kematian fisik. Yaitu terpisahnya manusia dengan Allah dan akan menerima hukuman kekal di neraka.

3. Kristus telah mati untuk membayar hukuman (Roma 3:25; 1 Pet 3:18)
Allah dalam kasihNya di dalam Yesus Kristus telah turun dalam rupa manusia. Dan mati diatas kayu salib, untuk menggantikan hukuman atas dosa manusia.

4. Harus menerima Kristus (Yoh 1:12; Roma 10:9-10)
Namun pengampunan Allah tidak terjadi secara otomatis. Untuk menerima keselamatan dari dosa membutuhkan respon dari kita. Allah mau kita meresponi tawaranNya ini. Yaitu dengan percaya dan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi.

5. Keselamatan adalah anugerah (Efesus 2:8)
Kita tidak dapat diampuni dan diselamatkan dengan perbuatan baik, amal, ibadah, agama. Artinya keselamatan adalah anugerah (pemberian) Allah yang harus kita terima dengan iman, bukan hasil usaha baik kita.

6. Keselamatan adalah pasti (1 Yoh 5:13; Roma 5:10)
Jika kita sudah sungguh-sungguh di dalam Kristus, maka keselamatan (hidup yg kekal di sorga) adalah hal yang pasti. (Bukan semoga atau mudah-mudahan).

Bagaimana dengan anda?.. sudahkah memastikan bahwa jika sewaktu-waktu anda mengakhiri hidup di dunia ini, anda pasti akan berada bersama Allah di surga?.. Jawaban hanya ada di dalam Kristus..!!! GBU. .JSP.>

KEJADIANKU DAHSYAT

Baca: Mazmur 139:7-16

Aku bersyukur kepada-Mu, karena kejadianku dahsyat dan ajaib. —Mazmur 139:14

Suatu cuplikan percakapan di dalam buku karya George MacDonald yang berjudul David Elginbrod dapat dimengerti oleh orangorang yang kadang bertanya-tanya mengapa Allah menciptakan mereka sebagaimana keadaan mereka saat ini dan berharap bahwa mereka dapat menjadi orang lain.
Lady Emily berkata: "Aku berharap aku adalah kamu, Margaret."
Margaret menjawab: "Tuan putri, jika aku adalah Anda, aku lebih memilih menjadi apa yang Allah rancangkan untukku ini daripada menjadi makhluk terindah yang dapat aku bayangkan. Karena sebagai buah pikiran Allah—dilahirkan dari rancangan Allah—dan kemudian diciptakan oleh Allah, adalah hal yang paling indah, mulia, dan berharga yang pernah terpikir olehku."
MacDonald mungkin menulis ini sambil teringat akan Mazmur 139:17: "Dan bagiku, betapa sulitnya pikiran-Mu, ya Allah." Dalam mazmur ini, Daud sedang membayangkan tentang penciptaannya dan dengan rinci menggambarkan pikiran-pikiran Allah ketika Dia menenunnya di dalam kandungan ibunya, menciptakan seorang individu yang unik dan khusus untuk menjadi obyek kasih-Nya.
Sungguh suatu pikiran yang melegakan ketika mengetahui bahwa kita diciptakan bukan sebagai suatu kesalahan fatal, tetapi merupakan ciptaan yang sangat khusus, "lahir dari rancangan Allah." Daud dapat berdiri di depan cermin dan berkata dengan jujur dan rendah hati: "Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kau buat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya" (ay.14).
Anda adalah karya orisinal Sang Perancang Agung! Oleh karena itu, Anda itu indah, mulia, dan berharga di mata Allah. —DHR

Dari segala ciptaan yang luar biasa,
Tak ada yang lebih berharga daripada manusia;
Serupa dengan gambar Allah, manusia diciptakan
Sesuai dengan rencana agung-Nya. —D. De Haan

Anda tidak ada duanya—diciptakan untuk memuliakan Allah dengan keistimewaan yang hanya dimiliki oleh Anda.


Dikutip dari:
Santapan Harian 18/01/2009

DOA YANG BENAR

Jika kita bicara mengenai doa yang benar, itu berarti ada doa yang tidak benar. Memang demikian adanya. Pernyataan akan adanya doa yang benar dan salah ditegaskan oleh Alkitab itu sendiri.
Alkitab menegaskan bahwa ada orang yang tidak menerima apa-apa karena tidak berdoa. Namun, ada juga orang yang meskipun berdoa tetapi tetap tidak memperoleh apa-apa (Yak.4:2).
Barangkali ada yang bertanya: “Apa alasannya? Bukankah kita mendengar bahwa setiap doa pasti dikabulkan Tuhan?” Ternyata tidak. Mari kita perhatikan penegasan Alkitab berikut: “Atau kamu berdoa juga, tetapi tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa” (Yak.4:3).
“Salah berdoa? Di mana letak kesalahannya?”, demikian tanya seseorang sambil penasaran. Untuk itu, Alkitab melanjutkan memberi jawaban yang tegas dan lugas: “... sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu” (4:3).

Doa yang Sia-sia dan yang Berkuasa
Seperti apakah doa yang muncul dari hawa nafsu? Sebenarnya, kita dapat mengambil banyak contoh konkret, tapi cukuplah saya menulis kisah nyata berikut.
Dalam sebuah ibadah penghiburan, seorang yang sedang menyampaikan khotbah merasa terganggu dengan keributan suara orang-orang yang tidak mendengar khotbahnya. Sungkan menegur secara langsung, dia pun tiba-tiba mengajak jemaat untuk berdoa. Dengan nada yang cukup tinggi dan mencerminkan kemarahan, orang tersebut pun berdoa: “Tuhan Yesus, Engkau mengetahui ibadah perkabungan yang sedang berlangsung. Namun kami mengalami kesulitan mendengarkan Firman-Mu. Oleh karena itu, tutuplah mulut orang-orang yang ribut di sekitar kami...”
Kita dapat membayangkan reaksi negatif yang terjadi akibat doa seperti itu. Saya kira, kita dapat menemukan doa sejenis itu yang keluar dari emosi dan hawa nafsu. Atau mendengar doa yang menggurui Tuhan atau menjadikan diri sendiri seolah-olah Tuhan dan Tuhan menjadi budak atau pesuruh. Akibatnya, doa seperti itu tidak menghasilkan apa-apa, walaupun disampaikan dengan mulut sampai berbusa.
Sesungguhnya, orang seperti itu tidak sedang berdoa, melainkan hanya melampiaskan emosinya dan berkata-kata dengan mata yang tertutup seolah-olah berdoa!
Jika ternyata banyak hal seperti itu yang dialami oleh anggota jemaat, wajarlah jika kemudian mereka itu meremehkan doa. Doa dianggap hanya sekadar pelarian dari tindakan dan tanggung jawab nyata, yang dibungkus dengan jubah keagamaan.
Penilaian negatif tersebut di atas, tidak sepenuhnya salah. Karena sebagaimana telah kita sebutkan, memang ada doa yang salah, yang merupakan pelampiasan kemarahan. Namun di pihak lain, rasul Yakobus juga menandaskan adanya doa yang benar, yang sungguh sangat berkuasa mengubah segala sesuatu sesuai kehendakNya: “Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya” (5:16).
Untuk meyakinkan pembacanya, termasuk kita akan kuasa doa tersebut, rasul Yakobus menyebut kisah nyata yang dialami Nabi Elia ketika dia berdoa untuk meminta hujan di musim kering (1Raja2 17). “Nabi Elia? Ah, tentu saja. Dia adalah seorang nabi. Tentu saja doanya berkuasa. Sedangkan saya?”, barangkali itu respons pembaca. Namun demikian, menarik sekali mengamati bahwa bukan status kenabian Elia yang ditonjolkan yang membuat doanya sedemikian berkuasa.
Kelihatannya rasul Yakobus telah mengantisipasi respons kita tersebut. Oleh karena itu, dia menulis dua hal penting. Pertama, Elia adalah manusia biasa. Kedua, dia sama seperti kita. Namun demikian, sebagai manusia biasa, kita diminta untuk memiliki hidup yang benar, serta berdoa dengan yakin dan bersungguh-sungguh.
Dengan perkataan lain, pendoa yang benar itu memiliki relasi yang baik dan hidup dengan Sang Pencipta, yaitu Dia yang menjawab dan mengabulkan doa tersebut. Seorang teolog yang bernama Franc Laubach pernah mendefinisikan doa dengan cara yang menarik. “Doa adalah dialog dari dua pribadi yang saling mengasihi. Di dalamnya ada seni mendengar dan berbicara. Yang penting bagiku adalah mendengar”.
Sungguh merupakan sebuah definisi doa yang indah. Jika di dalam doa kita mendengar Allah, tentu kita akan meminta sesuatu yang sesuai dengan kehendak-Nya. Akibatnya, doa tersebut akan sangat berkuasa.
Seorang misionaris di India mengisahkan bahwa dia terkesan dengan anak-anak Sekolah Minggu yang mengimani sabda Yesus tentang doa yang memindahkan gunung. Sebab mereka tinggal di lembah yang dikelilingi pebukitan. mereka tidak dapat menikmati sinar matahari. Itulah sebabnya mereka terus berdoa agar gunung tersebut pindah. Apa yang terjadi? Ternyata, gunung itu memang “pindah”. Hal itu terjadi karena pemerintah India menimbun sebuah lembah dengan tanah yang diambil dari gunung tempat anak-anak tersebut!
Kiranya banyak perkara besar akan terjadi dalam diri, keluarga, pelayanan, dan pekerjaan kita. Bukan itu saja. Kiranya banyak perkara besar dan ajaib dapat terjadi dalam kehidupan bangsa kita yang sedang menghadapi masalah yang sangat kompleks ini karena kita semua berdoa dengan benar.


Dikutip dari:
http://www.sinarharapan.co.id/berita/0611/18/opi04.html
oleh Pdt Mangapul Sagala

Message Here...


Foto Kegiatan

Foto Kegiatan

Ibadah Di Kodama-Saitama , tempat Mas Nuel & Topo

GABUNG YUKKKK...!!!!!

Buat teman-teman kenshusei Nasrani wilayah Gunma,
Gabung yuk di persekutuan ini, kita berfellowship bersama 'n bertumbuh dalam iman.....
Hubungi koordinator, ataw email ke
surisu_simbah2@yahoo.com untuk informasi.